Tantangan menjadi Manager Muda (Junior Manager)

Menjadi Junior Manager yang tidak disegani itu biasa, bukan “tidak” namun yang tepat adalah “belum”, tapi hal itu menjadi biasa ketika anda sudah pernah memulai dengan menjadi seorang Supervisor Senior.

Masalahnya sama, setiap naik satu step kedudukan disebuah perusahaan, tentunya butuh adaptasi atau penyesuaian diri, belajar menempatkan diri pada posisi yang benar.

Saat menjadi Manager Junior masalahnya sama, ketika harus melewati masa “belum” merasa dihormati oleh bawahan. Hal ini terjadi karena banyak alasan, misalnya karena ada sebagian anggota atau karyawan lain yang lebih tua yang “belum” juga menjadi Manager Junior dan untuk sementara menjadi bawahan kita.

Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin kita mencapai prestasi tinggi dalam pekerjaan akan semakin memberi tantangan yang lebih dan itu menjadi masalah yang jika diambil sisi positifnya akan menjadi pembelajaran baru untuk semakin “mengenal” sesuatu yang belum pernah kita rasakan atau kerjakan.

Disaat kita baru saja menginjakkan kaki menjadi seorang manager Junior kita merasa tidak dihormati dan dihargai, terutama bagi anggota team yang lebih tua dan senior karena menganggap kita masih hijau dan muda.

Namun posisi tetap posisi dan jabatan tetap jabatan dan kita harus mensiasati keadaan dengan langkah-langkah yang benar agar mendapatkan keyakinan dari orang-orang baru calon bawahan disekitar kita.

Melakukan pendekatan secara pribadi kepada masing-masing anggota adalah hal yang perlu diperhatikan. Mengenal satu persatu dari mereka dan mulai menjalin “ikatan” secara emosional dengan masing-masing mereka.

Tidak saja dengan membicarakan masalah pekerjaan, lakukan dengan membicarakan masalah pribadi , tentang pengalaman pribadi. Penting bahwa kita mengesankan pada anggota yang lebih senior bahwa saat ini “ saya butuh anda” dan akan terus bertanya beberapa hal, dengan tanpa menunjukkan kelemahan.

Ketegasan dalam hubungan per personal tetap kita pertahankan yang nantinya akan mencerminkan kedisiplinan kita dalam posisi yang akan “mengarahkan” mereka selanjutnya.
Tantangan menjadi Manager Muda (Junior Manager)

Mungkin dengan mengajak minum kopi, membahas gadget baru, mentraktir makanan dan lain-lain bisa mencairkan suasana.

Lakukan satu gebrakan baru yang sedikit berbeda dari “kebiasaan” lama yang mereka lakukan sehari-hari di kantor. Misalnya penambahan satu jadwal meeting bersama tiap Sabtu Sore atau hari yang tepat lainnya di Rumah Makan atau tempat lain yang agak mengasyikkan sesuai budget.

Berbicara dengan tegas didepan mereka yang menunjukkan bahwa kita layak menjadi leader mereka, tanpa menunjukkan kesan sombong yang berlebihan. Mulailah bertanya apa masalah yang kita hadapi selama ini? Masalah dipekerjaan? Masalah para karyawan? Masalah kenyamanan kerja yang selama ini kurang? Dan lain lain yang mengisyaratkan bahwa “akan” terjadi sebuah pembaharuan dari kedatangan anda.

Masalah baru mungkin muncul dari diri kita karena posisi baru kita yaitu ketidakpuasan kinerja team. Butuh flash back kembali, metode apa yang sekarang diterapkan dalam team dalam melaksanakan tugasnya masing-masing? Apakah sudah cukup benar dalam memposisikan personal dalam setiap tugasnya. Serta langkah kerja apakah sudah sesuai dengan langkah paling efektif?

Bisa jadi anda butuh sebuah Standar Operasional Prosedur dalam setiap jenis tugas untuk semua team. Ini mungkin diperlukan dengan harapan bahwa semua yang dilakukan anggota dalam team sudah  sesuai standar perusahaan.

Dengan acuan semacam ini lebih dapat dimungkinkan hasil kinerja team akan lebih mendekati titik standar yang sudah anda buat. Namun tetap disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Keuntungan bagi seorang manager dalam menerapkan SOP yaitu, mengurangi waktu pengawasan pada bawahan karena semua pekerjaan akan sesuai garis kebijaksanaan dalam SOP. Meskipun kesadaran menanamkan metode ini cukup membutuhkan waktu.
Masalah lain dari seorang Junior manager adalah kondisi “Politik” di kantor perusahaan yang memuakkan (menurut anda).

Menghadapi politik di tempat kerja memang lumayan riskan, hal ini memang ada dan tidak bisa dipungkiri lagi. Kita tidak boleh cuek dengan keadaan politik pekerjaan yang mungkin telah berjalan.

Hal biasa dalam dunia kerja akan muncul trik dan intrik, siapa memakan siapa dan siapa dibunuh siapa, istilah saja bukan seseram itu.

Namun dengan pembelajaran keadaan semacam ini bisa diambil hikmahnya , sebenarnya pemimpin yang seperti apa yang bisa “sedikit” meredam suasana “perang” di tempat kerja ini.

Melakukan beberapa survey tanpa menempatkan diri pada satu blok diperlukan untuk mengetahui kondisi yang dilihat dari beberapa sisi. Dengan data yang dihimpun bisa diambil kesimpulan bahwa jangan takut hadir di tengah mereka , ditengah dunia kerja yang penuh dengan trik dan intrik “karena anda” ada strategi baru yang lebih baik. Satu keyakinan adalah jangan takut. Tetap menempatkan posisi sebagai pe-manage segala kegiatan di dalam team dengan penyampaian yang tegas dan tidak menimbulkan keadaan politik yang lebih memanas.
[post_ads]
Caranya? Menjadi penyatu dan menjadi jembatan bagi semua bawahan, menanamkan sedikit demi sedikit paham kerjasama saling mendukung diantara anggota dan selalu meredam isu-isu yang bisa menimbulkan suasana tidak segar di lingkungan kerja.
Diatas adalah beberapa kendala bagi manager muda atau junior yang mungkin harus dihadapi dari banyak hal lagi masalah-masalah yang bakal muncul.

Namun semua bisa menjadi pembelajaran positif untuk sebuah kematangan menuju tahap senio

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menjadi Penulis di Jawa Pos Paling Jitu

Anakku Inspirasiku

10 Destinasi Wisata Lokal yang Mirip di Luar Negeri