Mitos angker dan keasyikan waduk Botok atau waduk Delok

Bagi sebagian orang tua kita banyak yang membenarkan mitos yang berlaku di waduk Botok, bahwa dalam siklusnya waduk ini meminta tumbal. Benarkah waduk Botok atau yang biasa disebut waduk Delok meminta tumbal?

Saya lahir tidak lebih dari dua kilometer dari waduk tersebut, sewaktu kecil saya sering mendengarkan cerita seram tentang waduk Botok. Bahwa pada sekian waktu tertentu waduk tersebut membutuhkan tumbal, dan seperti ada cerita bersambung dari fenomena tersebut.

Ah. Mungkin ini cerita pertama saya membahas hal seram, tapi pada waktu itu (masa kacil saya), menanggapi hal hal itu biasa-biasa saja. Sehari-hari asyik mengembala kambing di bendungan waduk. Bahkan banyak kawan mandi di waduk masuk ke gorong-gorong aliran waduk.

Memang keadaan sekarang sudah berubah secara fisik waduk Botok terlihat lebih kokoh dan sudah tidak dangkal lagi karena sedimen proses dari puluhan tahun sebelumnya yang semakin mempersempit area waduk karena menjadi lahan persawahan.
Mitos angker dan keasyikan waduk Botok atau waduk Delok

Cerita tentang tumbal waduk Botok sudah beredar puluhan tahun, entahlah hal itu sudah berlaku mulai jaman nenek moyang atau belum yang pasti cerita "meminta" tersebut seperti rangkaian dongeng atau cerita.

Konon katanya pada waktu itu penguasa penunggu tempat tersebut meminta seorang laki-laki untuk dinikahkan dengan putri sang penunggu. Cerita ini beredar saat tenggelamnya seorang mahasiswa sebuah universitas di Solo , pada saat main kapal-kapalan remote di sana. Kronologis kejadiannya yang beredar adalah kapal remote tersebut lepas kontrol dari kendali remote yang mengharuskan dia berenang untuk mengambilnya. Tapi naas dia justru tenggelam.

Setelah menikah sang pengantin baru putri dari penunggu tersebut meminta anak untuk momongan. Dan cerita ini beredar saat ditemukan jasad bayi ditemukan mengambang di waduk tersebut.

Mungkin karena untuk mengasuh bayi tersebut di butuhkan seorang pembantu, maka cerita ini beredar saat tenggelamnya seorang wanita disana.
[post_ads]
Dan cerita-cerita itu beredar, seolah-olah sebuah rangkaian cerita dua dimensi yang saling berkaitan antara alam nyata dan alam gaib.

Kebenaran dari rangkaian cerita di atas adalah yang beredar di masyarakat sekitara yang sejak dulu mempercayai bahwa waduk tersebut tidak akan meminta tumbal dari masyarakat di sekitar.

Kembali kepikiran segar lagi bahwa waduk tersebut sekarang memiliki wajah baru yang cukup menyegarkan mata sebagai pilihan untuk tempat nongkrong berlibur bersama keluarga, aneka jajanan dapat ditemukan disana.

Rencana pembangunan kios-kios souvenir dan jajanan khas sudah mulai terlihat dilakukan, pengerukan sedimen sudah dilakukan setiap tahun di musim kemarau.

Dan yang tidak kalah seru adalah acara tahunan panen ikan dengan lomba memancing yang dilakukan rutin adalah metode meramaikan dan memperkenalkan waduk Botok sebagai tujuan wisata gratis untuk masyarakat Sragen, Karanganyar, Solo dan sekitarnya.

Fenomena keangkeran dan keasyikan bermain disana adalah pertimbangan bagaimana Waduk Botok sebenarnya menurut anda, angker? atau asyik?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menjadi Penulis di Jawa Pos Paling Jitu

Anakku Inspirasiku

10 Destinasi Wisata Lokal yang Mirip di Luar Negeri