Di Balik Rahasia Anak Cacat Berprestasi

Anak cacat berprestasi, permata yang terpendam. Mungkin itulah analogi yang tepat untuk menggambarkan manusia diciptakan dari segi fisiknya terlihat berbeda dengan manusia lainnya tetapi memiliki kelebihan dibaliknya.

Kadang-kadang perbedaan mencolok inilah bisa menimbulkan rasa ingin merendahkan terhadap apa yang saat ini kita miliki. Begitu pula dengan seseorang yang memiliki cacat fisik.

Entah itu tidak memiliki tangan, tidak memiliki kaki dan dianggap tidak bisa melakukan aktivitas seperti orang normal lainnya. Mereka terlahir dengan ketidaksempurnaan bukan berarti mereka langsung menyerah begitu saja dengan keadaan.

Justru dengan kekurangan itulah, mereka menjadi pribadi-pribadi tangguh dalam segala hal. Meskipun orang lain menatap dengan penuh keanehan, mereka tetap bersyukur dengan apa yang ia miliki sekarang. Tidak ada yang perlu dipusingkan dalam hidup ini.

Toh, kita juga manusia. Begitu prinsipnya. Yuk, langsung saja kita intropeksi diri dengan petuah Anak Cacat Juga Bisa Berprestasi.

Ini dia…
Anak cacat berprestasi

Anak cacat berprestasi

Terlahir dari sebuah keluarga yang cukup terpandang, selalu disegani oleh para tetangga serta memiliki anak yang cantik dan baik hati. Sebut saja Ani. Dengan fisik yang kurang sempurna, yaitu dia tidak memiliki tangan di sebelah kanan, membuat dia tidak berkecil hati.

Karena Ani sadar, bahwa hidup adalah titipan Tuhan yang harus diisi dengan menebar kebaikan. Alhasil, banyak para tetangga kagum padanya karena kebaikan hatinya itu. Tetapi di balik itu semua, Ani sering menangis sendiri.

Ayah yang Ia sayangi ternyata tidak mau mengakui anaknya disebabkan kekurangan fisik yang dimilikinya. Namun, Ani tetap berusaha tegar dalam menghadapi semua ini. Ia berharap dengan kekurangan yang ada pada dirinya bisa membuat ayahnya bangga.

Ani memiliki bakat yang tidak semua orang bisa memilikinya. Ani mahir memainkan biola. Gesekan suara biola yang setara dengan pemain cello tingkat internasional pada umumnya sudah Ia kuasai di usia ini.

Dengan bermodal keyakinan yang kuat, Ani ingin membanggakan kedua orangtuanya sebagai anak cacat berprestasi.

Sobat, selain kasus di atas sering kita temui anak yang memiliki cacat fisik Ia tidak mudah menyerah begitu saja. Walaupun setiap harinya ia mendapatkan cemooh lantaran kekurangannya bisa membuat kinerja aktifitas mereka berkurang, malah justru sebaliknya.

Ada hal-hal yang belum tentu orang normal bisa mengerjakannya dengan yakin, usaha dan bersungguh-sungguh. Tidak jarang pula kita temui para anak-anak Indonesia mengharumkan bangsa dengan menorehkan berbagai macam prestasi dengan kekurangannya.

Namun mampu menjadikannya anak cacat berprestasi. Pun, Tuhan memang ingin menciptakan apa yang dikehendaki-Nya melalui kekurangan fisik yang pada akhirnya bisa menjadi studi banding dalam bersyukur.
Karena, mereka adalah permata terpendam yang harus memancarkan sinarnya sepanjang waktu.
So, saat kita bertemu dengan anak yang cacat, jangan remehkan mereka. Selalu teguhkan dan kuatkan hatinya untuk pembentukan mental yang sebenarnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menjadi Penulis di Jawa Pos Paling Jitu

Anakku Inspirasiku

10 Destinasi Wisata Lokal yang Mirip di Luar Negeri