Dengan Kekurangan Inilah, Aku Menjadi Anak Autis Berprestasi

Anak Autis Berprestasi – Barangkali, Tuhan menciptakan makhluk di dunia ini dengan beragam kesempurnaan yang ditawarkan. Namun, kesempurnaan itu seringkali diabaikan oleh manusia.

Mereka tidak menempatkan pada semestinya, justru yang Ia lakukan adalah mencari kelemahan dari kesempurnaan itu sendiri. Jika kalian berada di posisiku? Apa tanggapan kalian mengenai hal ini?

Seorang anak kecil yang terlihat gagap dalam berbicara, sering meraung sendiri di tengah keramaian, selalu menumpuk baraang-barang semacam kaleng dalam mencari kalender bahagia atau melakukan ekspedisi sendiri nan jauh dari hubungan social sebenarnya.
Anak Autis Berprestasi

Anak Autis Berprestasi

Aku adalah aku. Belum tentu orang-orang memahami maksud dan tujuanku yang mereka anggap aku adalah anak kecil palin anarkis di sekolah. Jika itu benar, maka aku tidak bisa menafikan diriku sendiri.

Bahwa aku adalah anak kecil penderita autis. Aku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa tentang hal ini. Ada beberapa perlakuan untuk levelku yang itu tidak bisa aku lakukan. Apa ada yang salah dari perkembangan persavifku? Kalau iya, coba tanyakan kepada orang ahli kesehatan.
Sesungguhnya dari kesempurnaan yang mereka miliki, ada jiwa-jiwa pendamping untuk tetap terus melakukan kegiatan itu.
Contohnya adalah menggambar.

Saat aku disuruh menggambar ayam oleh ibuku, yang ada di dalam benakku adalah seokar ayam yang sedang merasa kehilangan, merasa kesedihan nan mendalam saat terjadi tragedy kebakaran rumah.

Aku tuangkan ideku untuk membuat sebuah pola rumah dan di depannya ada sepasang ayam yang sedang meratap kesedihan. Saat ibu memerintahkan menggambar ayam, jika aku bandingkan dengan anak normal lainnya, maka ia akan mematoki alias menjadi harga mati untuk tetap menggambar ayam tanpa menambahkan obyek lain di dalamnya.

Saat aku menorehkan apa yang aku fikirkan, ibuku mulai mengerutkan dahi dan mulai membual dengan seenaknya. Apakah kamu tidak mengerti apa yang aku katakan? Bukannya aku tidak tahu. Tetapi aku ingin mencurahkan ideku yang lain tetapi masih tetap dalam fokus yang sama.

Jika anak autis terkenal akan keterbelakangan mereka dalam karakteristik. Ia merasakan kesulitan dalam berinteraksi social yang artinya mereka akan dianggap aneh dengan orang-orang sekitarnya.

Kesulitan berbicara, menunjukkan perilaku-perilaku yang itu bersifat repetitive, dan mengalami perkembangan tidak normal atau perkembangan yang tidak sesuai dengan usianya.

Mereka cenderung akan ketinggalan secara psikis dengan orang-orang normal lainnya. Hal inilah yang menjadi semacam momok negatif kita saat bertemu anak penderita autis.

Namun, dibalik kekurangan di atas ternyata ada beberapa kelebihan yang harus kita tahu. Terlebih lagi dalam mendidik anak kita agar selalu telaten dan cermat dalam memilih metode apa yang layak kita gunakan dalam mendidik anak tanpa membeda-bedakan dan menunjukkan kekurangan-kekurangan dalam diri anak.

Mengapa aku menjadi anak autis berprestasi dari pada anak yang normal? Karena aku terus bangkit dari keterpurukan dan mensyukuri nikmat Tuhan. Aku selalu berfikir positif dan terus belajar. Tidak pernah memperdulikan orang yang menghinaku.

Membalikkan hinaan itu menjadi motivasi terbesarku untuk membuktikan bahwa aku bisa. Menghantarkanku untuk menjadi seorang yang tidak biasa. Autis tapi aku berprestasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menjadi Penulis di Jawa Pos Paling Jitu

Anakku Inspirasiku

10 Destinasi Wisata Lokal yang Mirip di Luar Negeri