Siap menjadi apapun yang tuan mau

   Memang susah di prediksi perasaan apa sebenarnya di balik wajahnya itu, sebuah kegembiraan, kesengsaraan , kepuasan atau keterpaksaan saja. Rasanya tidak merasa bangga dengan semua prestasi nya selama ini, padahal proses belajar agar bisa seperti itu butuh waktu beberapa bulan ( ini hanya kemungkinan dari melihat hasilnya sekarang di depan mata).

   Meskipun itu bukan cita citanya menjadi luar biasa dengan bisa melakukan banyak hal, karena semua tahu tidak ada ajaran dari nenek moyangnya untuk melakukan itu. 

   Tapi saya sedih melihatnya , meskipun pasti sang tuan "puas" dengan pelayanannya dalam semua hasil permainannya. Namun tetap hak Tuannya yang telah mengajarkannya banyak hal yang tidak pernah di ajarkan dari senior senior pendahulunya. hingga dia sekarang menjadi hebat.
[post_ads]

   Memang sudah nasib dia di lahirkan untuk melakukan hal itu, selalu melakukan tanpa senyum di bibirnya, tapi bagaimanapun ia tetap harus memuaskan sang Tuan yang memberikannya makan memberikannya tempat tinggal dan penghormatan mungkin karena telah di hargai Sang Tuan untuk membantu dalam permainannya dan ekonomi Tuanya.

   Kalau di nilai dengan uang, jelas ia tidak butuh uang karena tidak tahu uang itu buat apa? Yang ia tahu adalah cukup makanan di depannya dan sebagian di simpan dalam tempat simpanan makanannya.

   Merasa di hargai mungkin jika usai melakukan tugasnya,Sang Tuan mengelus elusnya, karena dengan keahliannya telah membuahkan hasil beberapa lembar uang untuk kebutuhan mereka. 

   Berpindah dari satu tempat ketempat yang lain dan dipastikan ia menjadi pemeran utamanya, dan orang orang menyambutnya dengan suka ria tanda gembira. Alangkah besar jasanya jika di nilai dengan usahanya membahagiakan banyak orang.

   Apapun yang terjadi, apapun yang telah di lakukan nya dan apapun yang di rasakan yang dia sendiri tidak bisa mewakilkan ke raut wajahnya, semoga ia tetap siap menjadi apapun yang Tuan mau.