Jalan jalan ke Candi Cetho Karanganyar Jawa Tengah

    Dua minggu cuti benar benar di habiskan untuk keliling ke tempat tempat wisata di daerah Karanganyar, salah satunya adalah candi Cetho. Candi Cetho letaknya di lereng barat Gunung Lawu, di desa Gumeng, Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

    Candi Cetho memiliki ukuran panjang 190 meter dan lebar 30 meter, di area tanah dengan kemiringan sekitar 50 derajat yang di buat secara berundak dan berada pada ketinggian 1496 meter dari permukaan laut. Dengan posisi ketinggian 1496 meter candi Cetho dari permukaan laut pastinya memiliki suhu yang dingin apalagi jika kabut turun dari atas gunung pada jam jam tertentu.

    Candi Cetho adalah candi agama Hindu, tersusun dalam 13 susunan serupa dengan teras siring di permukaan tanah yang miring atau mirip punden berundak pada masa jaman prasejarah.

Jalan jalan ke Candi Cetho Karanganyar Jawa Tengah
   Pada teras ke VII dapat dilihat sebuah prasasti pada dindingnya yang tertulis " Pelling padamel irikang buku tirtasunya hawakira ya hilang saka kalanya wiku goh anaut iku 1397", bila di tafsirkan dalam bahasa sekarang adalah sebuah peringatan pendirian tempat peruwatan atau tempat membebaskan dari kutukan yang didirikan pada tahun 1397 Saka (1475 Masehi).

    Simbol simbol dan mitologi arca arca yang terdapat pada candi Cetho menunjukkan fungsi utama pembangunan candi Cetho sebagai tempat ruwatan. Mitologi yang di sampaikan adalah berupa cerita Samudramanthana dan Garudeya. Sedangkan simbol penggambaran pallus dan vagina sebagai tafsiran lambang penciptaan atau dalam hal ini adalah kelahiran kembali setelah dibebaskan dari kutukan.

    Banyak orang beranggapan bahwa candi Cetho adalah candi Porno terlepasa dari maksud sebenarnya seperti di bahas di atas karena memaparkan dengan tegas arca arca alat kelamin yaitu arca pallus ( kelamin laki laki) yang bersentuhan dengan arca berbentuk alat kelamin wanita (vagina) yang menyatu dengan bentuk garuda.

Jalan jalan ke Candi Cetho Karanganyar Jawa Tengah
    Terdapat juga arca garuda dan kura kura yang dibentuk dengan susunan batu batu di atas hamparan tanah membentuk sebuah bentangan sayap burung. Sementara arca berbentuk manusia belum teridentifikasi satu persatu, yang pasti tidak ada petunjuk bahwa candi Cetho mengarah ke Dewa Dewa tertentu. Justru kebanyakan condong mengarah ke penokohan wayang.

    Riwayat pemugaran dan penelitian candi Cetho
Data ini bisa di baca di papan keterangan di teras kedua candi Cetho

  • Candi Cetho pertama kali dikenal dari laporan seorang peneliti bernama Van Der Vilis pada tahun 1942 yang melakukan penelitian dan mendokumentasikannya. Penelitian ini di lanjutkan oleh W.F. Stuterheim, K.C. Crucq dan A.J. Bernet Kempers.

  • Pada tahun 1976, Riboet Darmosoetopo dkk melengkapi hasil penelitian sebelumnya.
  • Pada tahun 1975/1976 Sudjono Humardani melakukan pemugaran terhadap kompleks Candi Cetho dengan mengambil dasar "perkiraan" bukan kondisi sebenarnya. Dengan kata lain pemugaran itu tidak memenuhi ketentuan pemugaran cagar budaya yang benar.
  • Pada tahun 1982 Dinas Purbakala (Balai Penelitian Peninggalan Purbakala, sekarang) meneliti dalam rangka rekontruksi.
[post_ads]
Cerita Samudramanthana di Candi Cetho
Cerita Garudeya di Candi Cetho

Komentar

  1. Baru dengar ada candicetho mas, ternyata jawa tengah memiliki kebudayaan yang banyak ya... harus kesana nih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Fuad Hasan, ada beberapa peninggalan bersejarah di sekitar Gunung Lawu yang hingga kini masih terjaga kelestariannya. Dan sudah menjadi alternatif tujuan wisata terutama wisatawan lokal (Karesidenan Surakarta) dan sudah tidak asing juga buat wisatawan mancanegara. Kelebihan lain dari Candi Cetho adalah posisinya yang di pegunungan, sehingga selain mendapatkan tambahan ilmu sejarah juga bisa merasakan kesejukan udara pegunungan. Terima kasih atas kunjungannya.

      Hapus

Posting Komentar

Apa yang bisa dipetik dari tulisan saya?
Silahkan berkomentar dengan baik.
Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Cara Menjadi Penulis di Jawa Pos Paling Jitu

Anakku Inspirasiku

10 Destinasi Wisata Lokal yang Mirip di Luar Negeri