Anak perusak itu ternyata hebat

    Kata pak Wahyono, guru Elektronika untuk kelas satu SMP itu bahwa "si anak" itu jago elektronika. Makanya dia meskipun masih berstatus anak didik atau siswa dia sudah di serahi wewenang untuk mengajar teman temannya dan menjelaskan pemahaman elektronika nya di depan kelas. 

    Hebat ya? pada saat itu ya memang merupakan hal yang luar biasa tapi kalau di pikir-pikir dia baru tahu apa sih? beberapa alat elektronika di rumah yang dengan susah payah di beli oleh bapaknya dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit menjadi korban pengrusakan dia?

    Radio "cawang" yang baru beberapa hari yang lalu di beli bapaknya saja sekarang sudah masuk bengkel, padahal radio "National" yang sebelumnya sudah dalam keadaan berantakan berserakan kemana mana. Jam dinding pemberian budenya dari kota sudah hidup mati tidak tepat lagi dan selalu molor penunjukan waktunya.

    Jadi maklum dong kalau TV hitam putih yang bapaknya beli buat keluarga itu keluar dari sarangnya dan ditaruh di atas meja cuma pada waktu malam, karena waktu siang bapak tidak bisa menjaganya dan terpaksa di sembunyikan entah di mana. Mengingat barang elektronik yang satu itu masih lumayan mahal.

    Sudah bosan rasanya si bapaknya memarahi anak itu gara gara selalu merusak alat alat elektronika di rumah, sehingga perlu menyembunyikan barang barang elektronika itu jika bapaknya tidak memakainya.

    Tapi kembali lagi dia tetap anak hebat di kelasnya, yang tahu lebih dari yang teman teman lain ketahui soal elektronika. Bukan hanya di bidang elektronika tapi dia selalu menjadi juara kelas pada waktu itu di semua bidang pendidikan.
    Apa yang dapat di pelajari dari hal atau cerita di atas?

    Dua kondisi dan pemikiran yang berlainan yang sama sama berjalan dalam satu waktu, si anak menjadi anak hebat yang mempunyai rasa penasaran kepada segala sesuatu sesuai tingkat usianya dan mencoba terus mempelajari nya dan menjadikannya anak yang lebih tahu dari anak yang lain, si bapak yang merasa selalu dirugikan karena si anak selalu merusakkan alat alat miliknya.

    Wajar memang pada usia si anak, rasa penasaran pada segala sesuatu itu berada pada level tinggi, dan menurut para pemerhati perkembangan anak itu bagus selama dalam pengawasan pembimbing atau orang tua.

    Karena rasa penasaran pada satu bidang yang sedang si anak sukai maka alat alat elektronika si bapak menjadi korban praktek "kecil" si anak, meskipun hasilnya rusak tapi si anak tetap puas (mungkin, dalam ketakutan ) karena rasa penasaran nya telah terjawab.

    Dan si anak yang dahulu pembuat rusak itu sekarang telah dewasa dan menggantikan posisi bapaknya menjadi bapak baru bagi anak anak nya sendiri sekarang. Dan sadar segala sesuatu yang membuat anaknya penasaran selalu di fasilitasi selama itu baik untuk perkembangan pengetahuan si anak dan selama si bapak mampu menyediakannya tanpa menyalahkan si bapak di masa lalu 'kenapa dulu dia tidak di fasilitasi?'

    Karena dari hal kecil dan cerita kecil semacam ini ada nilai pembelajaran bahwa si bapak baru itu mendapatkan hikmah dari pemahaman merasa di rugikan atau merasa beruntung atau merasa membantu untuk perkembangan anak.

    Jadi sebagai seorang bapak sediakan segala sesuatu yang di butuhkan si anak agar ada yang bisa di pelajari, selama hal itu membantu perkembangan pendidikan dan pengetahuan si anak.
[post_ads]
    Dan jadikan si anak hebat elektronika ( dan hebat di bidang lain tentunya) di kelasnya dan kita tetap bangga sebagai bapak. dan tersenyum saat TV, Radio, kulkas, komputer dll anda rusak oleh si anak...hehehehe.

    Rasanya sama sekali tidak berbobot postingan saya , tapi itulah yang membuat saya tersenyum dan bangga menjadi bapak sambil berdoa semoga alat alat elektronik saya tidak rusak oleh anak saya.amin.....teringat almarhum BAPAK.

Komentar

  1. anak nakal biasanya cerdas ya mas... karena penuh rasa penasaran dan ketidakpuasan sehingga otaknya selalu aktif berpikir :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah betul mbak Indri Lidiawati, tapi kadang kesannya merugikan orang tua. Apalagi jaman dulu waktu barang barang masih mahal harganya. Sebagai bahan pembelajaran sebagai orang tua mbak, menjadi teman bermain di saat kecil, menjadi guru dimasa belajar, menjadi sahabat dan tempat curhat di masa remaja, menjadi partner di masa kerja....boleeeh. Terima kasih mbak Indri sudah berkunjung keblog saya ini, penghargaan yg luar biasa bagi saya dikunjungi blogger idola saya mbak Indri Lidiawati.

      Hapus

Posting Komentar

Apa yang bisa dipetik dari tulisan saya?
Silahkan berkomentar dengan baik.
Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Cara Menjadi Penulis di Jawa Pos Paling Jitu

Anakku Inspirasiku

10 Destinasi Wisata Lokal yang Mirip di Luar Negeri