Nikmati Kunci Hidup Bahagia dengan Bersyukur
Untuk anak seusianya, banyak sekali godaan dan cobaan yang datang. Entah itu dari pengaruh teman-teman Budi, maupun dari pengaruh lingkungan luar. Mengapa saat teman-teman Budi mampu membawa sepeda motor ke sekolah, lantas Budi merasa bahagia dengan sepeda lamanya?
Saat teman-teman Budi sanggup untuk berjajan dengan harga yang selangit, namun Budi tetap bahagia dengan bekalnya yang jika diharga tidak sebanding dengan teman-temannya? Salah satu kunci dari ilustrasi yang gambarkan di atas adalah bersyukur.
Keajaiban Bahagia dengan Bersyukur
Bersyukur. Suatu hal yang mudah diucapkan dengan kata-kata, namun begitu susah untuk menjalankannya. Dibutuhkan kesadaran diri yang kuat dan tentunya selalu berprasangka baik terhadap suatu hal.
Tanpa kita sadari, bila kita bersyukur, secara otomatis, lingkungan akan merefleksikan gambaran pikiran anda dengan jalan-jalan mudah untuk menyelesaikan masalah anda. Saat anda tiba-tiba terkena musibah yang itu di luar dugaan, jika anda berfikir dengan konotasi negatif, maka apa yang akan terjadi?
Ketimpangan-ketimpangan tidak terduga akan muncul seiring dengan perasaan anda yang menganggap ini adalah beban berat. Orang-orang akan menjauhi anda disebabkan anda mulai menunjukkan rasa kekesalan kepada mereka.
Coba jika anda bisa mengatur emosional anda dengan tetap fokus pada fikiran baik. Maka, orang-orang disekitar anda akan terbuka hatinya untuk menolong anda. Mudah bukan?
Dalam menumbuhkan rasa bersyukur, dibutuhkan elemen-elemen pendukung agar kualitas hidup anda bisa lebih baik dengan bersyukur. Disamping mengkondisikan emosi kita di dalam lingkungan, hal yang perlu anda perhatikan adalah buanglah rasa iri anda terhadap orang-orang yang memiliki kemudahan atau ia berada di level teratas.
Misalnya, sepasang suami istri tinggal di sebuah kontrakan kecil. Mereka berdampingan dengan tetangga yang setiap minggunya membeli perabotan rumah tangga. Si istri terkadang merasa tidak suka alias iri melihat tetangganya mampu membeli perabotan rumah tangga yang mahal, sedangkan dirinya berfikir kapan aku bisa membeli produk rumah tangga dengan harga fantastis.
Awal mula tumbuh rasa iri, lama kelamaan perasaan iri itu akan tertumpuk berubah menjadi dengki. Dengan asumsi inilah, si istri makin mulai nyata dengan tindakan-tindakan yang itu bisa memicu permusuhan. Dimulai dari menggunjing mereka dengan tidak wajar.
Coba renungkan lagi pembaca? Jika diri kita di posisi tersebut, maka apa yang akan kita rasakan? Rasa tidak tenang, tidak merasa cukup terhadap apa yang kita miliki.
Lalu apalagi? Kita bisa mematahkan tali silahtuhrahim dengan tetangga kita. Dan pada akhirnya kita menjadi pribadi acuh tak acuh.
Ubahlah mindset anda menjadi jiwa bersyukur. Bersyukur sampai hari ini bisa bernafas, lalu bandingkan dengan orang-orang yang setiap harinya membeli udara hanya untuk bertahan hidup.
Amati dan renungkanlah. Niscaya, kebahagiaan akan mengalir seiring dengan anda yang selalu mensyukuri hidup ini.
Percayalah dunia akan mengubah hidup Anda, hidup bahagia dengan bersyukur.
Komentar
Posting Komentar
Apa yang bisa dipetik dari tulisan saya?
Silahkan berkomentar dengan baik.
Terima Kasih